(Fungsi Seksual Pria) Form Hasil Analisa | ||||
Nama: Contoh(Pria) | Jenis Kelamin: Pria | Umur: 36 | ||
| ||||
Hasil Pengujian Aktual |
Barang pengujian | Rentang normal | Nilai Pengukuran yang sebenarnya | Hasil pengujian |
Hormon Testosteron | 3.342 - 9.461 | 3,065 | |
Hormon Gonadotropin | 4.111 - 18.741 | 7,731 | |
Transmitter Ereksi | 3.241 - 9.814 | 5,881 |
Referensi Standar: |
| |||||||||
Hormon Testosteron: | 3.342-9.461(-) | 2.790-3.342(+) | ||||||||
1.394-2.790(++) | <1.394(+++) | |||||||||
Hormon Gonadotropin: | 4.111-18.741(-) | 2.790-4.111(+) | ||||||||
1.737-2.790(++) | <1.737(+++) | |||||||||
Transmitter Ereksi: | 3.241-9.814(-) | 2.617-3.241(+) | ||||||||
1.821-2.617(++) | <1.821(+++) | |||||||||
Parameter Deskripsi |
Hormon Testosteron: |
Hormon ini diproduksi di Testis (pada pria), ovarium (wanita), dan kelenjar adrenal. Pada pria, testosteron berperan dalam perkembangan organ reproduksi seperti testis dan prostat, mempengaruhi perkembangan tanda kelamin sekunder seperti otot, massa tulang dan pertumbuhan rambut. Selain itu juga dapat mencegah timbulnya osteoporosis. |
Hormon Gonadotropin: |
Disekresi oleh sel gonadotrop pada kelenjar pituitari anterior. Fungsinya mempengaruhi pematangan organ reproduksi (testis dan ovarium). |
Transmitter Ereksi: |
Ereksi penis terjadi bila darah mengalir dan memenuhi corpora cavernosa karena berbagai bentuk rangsangan. Selain yang paling umum karena rangsangan seksual, ereksi pada pria juga dapat terjadi karena tekanan kandung kemih yang penuh. Ereksi juga terjadi secara otonom (tanpa kesadaran), misalnya pada saat tidur didalam fase REM (rapid eye movement). Secara normal ereksi berakhir jika rangsangan seksual diakhiri atau terjadi ejakulasi sperma. Ketidakmampuan penis untuk ereksi secara penuh disebut dengan impotensi. Penyebabnya dapat bersifat fisik maupun kejiwaan (psikis). |
Hasil uji atau analisa hanya untuk referensi saja dan bukan sebagai diagnosa. |